Masyarakat Harus Bisa Menilai Moral Bukan Materi, Jika Ingin Pemimpin Baru Kota Tangerang Maju dan Berakhlaqul Karimah

Tangerang,Newsrakyat.com ||TAHUN 2024 akan menjadi tahun politik bagi Indonesia karena pemilihan Kepala Daerah / Kota/Kab akan diselenggarakan secara serentak bahkan akan ada berbagai isu dan wacana mulai menghangatkan suasana berbangsa dan bernegara.Sabtu 6Juli 2024.

Beragam spekulasi dan argumentasi politik mulai memenuhi obrolan sehari-hari. Fakta dan opini mulai bercampur-baur lewat berbagai konten yang bertebaran di media sosial dan grup-grup keluarga.Bahkan publik sungguh dibuat bingung dengan berbagai fenomena dan peristiwa yang ikut membumbui pergolakan politik di negeri ini.

Ketua FWJI Tangerang Kota Menegaskan perlunya saling menjaga keamanan dan kenyamanan meskipun berbeda pilihan demi Tangerang Kota tetap saling menghargai pilihannya.
'Hindarkan pemimpin yang berbau Kolusi,Korupsi,apalagi nepotisme(KKN) yang bisa merusak kota tercinta kita sendiri ini,"Ujar C2p Ketua (FWJI) TangKot.

Tetap menjaga persatuan dan tidak terpecah belah walau berbeda pilihan karena setiap pemilu pasti ada yang menanggapinya serius penuh emosi, bersikap santai, atau bahkan menganggapnya hanya sebagai hiburan semata. Namun ada juga yang sama sekali tidak peduli dengan semua hal yang terjadi,"lanjutnya
 
'Saya yakin Calon-calon Walikota dan wakil walikota Tangerang adalah orang-orang yang memiliki visi dan misi yang bagus buat warganya,demi terciptanya kemajuan untuk kota Tangerang itu sendiri," imbuhnya.
 
Dalam dunia politik pasti ada yang untung dan di rugikan terlepas dari siapa yang salah dan siapa yang benar, juga terlepas dari siapa yang diuntungkan atau dirugikan dari berbagai fenomena tersebut, faktanya masyarakat terlanjur terpecah belah oleh karena pilihan politiknya jika di tanggapinya dengan emosi.
Jangan sampai dalam pemilihan walikota Tangerang ini Kerukunan kehidupan berbangsa dan bernegara telah direnggut oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.

Karena mereka akan memanfaatkan situasi dengan berbagai gorengan isu, membius siapa saja yang terpengaruh olehnya; mulai dari isu agama, politik identitas, ujaran kebencian, hoaks, hingga black campaign yang sedemikian rupa dimainkan untuk kepentingan-kepentingan tertentu.

Hubungan persahabatan dalam sekejap berubah menjadi permusuhan, pertemanan menjadi renggang. Bahkan hubungan silaturahmi antar keluarga menjadi terputus hanya karena perbedaan pilihan politik.
 
Masyarakat sejatinya memiliki keinginan yang terbaik bagi kota Tangerang ini. Hal tersebut diekspresikan dalam berbagai bentuk termasuk soal pilihan politik. Namun demikian, sering kali masyarakat dikelabui dan diperdaya oleh narasi-narasi penggiring opini yang tentu tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Hal tersebut membuat polarisasi yang cukup ekstrem pada masyarakat, kelompok yang memilih pasangan calon tertentu akan merasa bahwa hanya jagoan mereka yang baik dan layak dipilih. Sementara pasangan lainnya dianggap bobrok, tidak layak dipilih, dan seterusnya. Hal yang sama juga terjadi pada sisi yang sebaliknya.

Kondisi tersebut semakin mengenaskan dengan munculnya model mental seperti; pertama, jika saya memilih calon A, saya hanya akan percaya pada berbagai kebaikan calon A serta berbagai keburukan calon B. Kedua, jika saya memilih calon A, berarti orang lain yang memilih calon B merupakan musuh, pengkhianat, orang bodoh, dan orang dengan berbagai label negatif lainnya.

Semoga masyarakat kota Tangerang akan selalu menjaga persaudaraan kesatuan di dalam perbedaan pilihan demi satu tujuan menginginkan pemimpin yang jujur,amanah,dan memberikan rasa keadilan bagi masyarakat bawah juga perhatian dan mau langsung turun ke setiap penjuru kota Tangerang yang di mana masih ada rasa ketidak Adilan dalam segi apapun.//C2p
Diberdayakan oleh Blogger.